√ PERENCANAAN TAPAK&PERENCNAAN GAMBARgedung arsitektur: PERENCANAAN TAPAK&PERENCNAAN GAMBAR

Rabu, 18 September 2019

PERENCANAAN TAPAK&PERENCNAAN GAMBAR

PERENCANAAN TAPAK


Perencanaan tapak merupakan tahapan awal untuk memulai perencanaan pembangunan sebuah bangunan. Dalam proses perencanaan ruang dikenal istilah perencanaan tapak dan rencana tapak atou site desgn, perencanaan tapak disini bertujuan untuk menunjukan proses perencanaan yang mana didalamnnya mengandung prinsip-prinsip, metode dan rangkaian tahapan perencanaan yang harus dilakukan. Sedangkan untuk istilah rencana tapak adalah produk dari seluruh proses perencanaan tapak.

Definisi tapak dalam proses perencanaan ruang adalah sebidang lahan/tanah yang telah memiliki kejelasan status kepemilikan dan siap untuk direncanakan dan dikembangkan menjadi berbagai fungsi kegiatan misalnnya hunian komersial. Industry pemerintah, fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan lain sebagiannya. Karna itu secara prinsip perencanaan tapak dimaksudkan untuk merencanakan elemen-elemen ruang luar bangunan dan antar bangunan serta bertujuan untuk menghubungkan dan mengintegrasikan ruang dalam tapak dengan lingkungan sekitarnnya. Perencanaan tapak menjadi jembatan bagi pemilik lahan untuk mengetahui lingkungan sekitar lokasi yang dia miliki, sehingga akan mengetahui kekurangan dan kelebihan lingkungan sekitar.

Menurut kevin lynch, dalam buku site planning (edisi 3, mit press, 1984) perencanaan tapak mengatur penggunaan lahan terkait dengan bidang-bidang yang mengisi sebuah lahan, yakni arsitektur (kavling dan bangunan, baik hunian maupun non hunian), teknik (sarana, sarana yang ada disekitar hunian seperti sekolah, bank, pasar, pom bensin, swalayan, dll sedangkan untuk prasarana: jaringan jalan, drainase air, energy dan limbah), arsitektur lansekap (menentukan ruang terbuka hijau maupun non hijau) dan perencanaan kota ( pengaturan tata ruang dan kebijakan pembangunan). Perencanaan tapak menempatkan objek fisik dan kegiatan pemilik lahan dalam kesatuan ruang dan waktu. Perencanaan bangunan rumah tinggal dan ruang luarnnya lebih banyak dilakukan oleh seorang arsitektur, pada perencanaan sebuah bangunan dan tugas arsitek tidak hannya menangani tata ruang didalamnnya (interior) struktur konstruksi (pondasi, kolom, balok, sloof, struktur lantai struktur atap), jarngan utilitas (plumbing atoupun elektrikal) dan pemilihan material bangunan tepi juga harus memikirkan ruang luar bangunan masih dalam tapak kepemilikan.

Seorang arsitek juga harus menyelsaikan juga rancangan detail seluruh lahan non bangunan menjadi akses utama dan skunder ke tapak, akses servis yang biasannya digunakan untuk jalur pasokan barang atou pengangkutan sampah, jalan internal tapak termasuk dalam area parker sebuah bangunan. Perencanaan tapak yang lebih rumitnnya lagi adalah menentukan lahan datar, lahan curam yang mana termasuk kedalam topografi lahan tersebut. Selanjutnnya menentukan aliran air yang mengalir didaerah tapak baik air bersih maupun air kotor, pembuangan limbah.
Selain itu untuk perencanaan tapak yang lebih luas dalam bentuk houses cluster planning atou dikenal dengan istilah planned unit development perencanaan lahan yang diijinkan oleh pemerintah sekitar untuk dikembangkan menjadi beberapa hunian/lingkungan perumahan yang sesuai dengan lingkungan sekitar. Perencanaan tapak harus disesuaikan dengan fasilitas social dan fasilitas umum, proses perencanaan tapak lebih kompleks dan membutuhkan waktu yang lebih panjang sehingga membutuhkan waktu yang lebih panjang yaitu analisis marko (analisis lokasi eksternal diluar batas tapak), analisis mikro (analisis tapak internal didalam batas tapak). Dalam proses pengembangan real estat diperlukan juga analisis nilai lahan dan juga analisis pasar property untuk mendapatkan fungsi kegiatan utama dan pendukung untuk pelaksanaan kegiatan, menghitung besaran ruang yang sesuai dengan kebutuhan.

Perencanaan lingkungan perumahan dan permukiman definisi lynch tentang ilmu mengolah struktur ruang dan ruang antara bangunan menjadi jelas da terbayang. Struktur ruang adalah komposisi ruang yang terbentuk antara jaringan jalan,balok-baalok fungsional (hunian,komersial,ruang terbuka hijau, pusat-pusat kegiatan, dsb) komposisi tersebut membentuk karakter tapak internal. Contohnnya saja hubungan permukiman dengan jaringan jalan brhubungan dengan fasilitas kegiatan yang terpusat pada lingkungan permukiman sehingga terjadi kebutuhan antara satu dengan lainnya. Selain itu keterkaitan ini memiliki fungsi komersial dengan jalan utama saling terhubung. Dalam pengolahan perencanan tapak perencana tidak hannya melihat masalah dengan kebutuhan dibagian internal saja,tetapi juga harus memperhatikan factor exsternal.

Permasalahan yang timbul dari luar kebutuhan tapak seperti hubungan kebutuhan tapak dengan jaringan yang sudah ada, hubungan jaringan utilitas yakni drainase, air bersih, listrik, telepon yang sudah ada disekitar perencanaan, tujuan dari perencanaan tapak adalah diharapkan dengan dibangunnya bangunan baru tidak membebani dan memberi masalah baru kepada lingkungan sekitarnnya, seperti memutus pergerakan jalan lingkungan, membuat banjir lingkungan disekitar karna menutup saluran drainase atou menambah tembok dinding pemisah dengan lingkungan disekitarnnya. Karna pada hakekatnnya perencanaan tapak dapatt menambah kualitas lingkungan sekitar. Perencanaan tapak tidak lagi berlandasan pada budaya kendaraan pribadi akan tetapi semua penghuni pada lingkungan permukiman harus bergantung dan membiasakan diri mengunakan kendaraan umum, sehingga dengan adannya perencanaan tapak difasilitasi dan didorong menggunakan kendaraan umum.

Perencaaan harus mengembangkan hubungan antara titik public transportasi dengan fasilitas public, misalnnya menempatkan pusat  lingkungan  diarea yang masih terjangkau perjalanan kaki. Demikian pula dengan fasilitas pejalan kaki harus disediakan seperti trotoar yang nyaman dan teduh, jalur sepedah, tempat penyimpanan sepedah, penenrangan jalan, tempat peristirahat untuk pejalan kaki, dan halte yang aman dan nyaman. Dengan demikian diharapkan lebih banyak penghuni pemukiman yang mau menggunakan transportasi public.

Definisi lyinch berikutnnya, setelah setruktur ruang adalah kemampuan mengolah ruang antar bangunan menjadi ruang public yang berkualitas. Ruang antar bangunan yang paling banyak dilingkungan permukiman adalah jalan, baik jalan utama maupun jalan-jalan lingkungan. Hamper seluruh jalan dibatasi oleh lingkungan, baik bangunan hunian maupun non hunian seperti kawasan komersial, fasilitas umum, fasilitas social, pemerintahan dan lain sebagainnya. Selama ini perencanaan jalan lebih dilandasi oleh kepentingan lalu lintas( mengatur pergerakan kendaraan), tetapi tidak banyak memikirkan kepentingan jalan sebagai ruang public dimana penghuni berinteraksi dan bersosialisasi. Jalan juga menjadi wadah utama sebuah lingkungan pemukiman. Perencanaan ruang antar bangunan estetik maupun fungsional sebagai ruang public akan meningkatkan kualitas lingkungan.

Dalam mengolah jalan sebagai ruang antar bangunan seorang perencanan harus memikirkan secara detail fungsi dan elemen jalan seperti:

1. Fungsi pergerakan : Lajur sepedah, parker mobil, perlintasan jalan kaki/zebra cross
2. Fungsi ruang terbuka hijau : jalur hijau dimedian jalan, separator (pembetas antar jalur) dan juga titi pepohonan
3. Fungsi social ekonomi : Perluasan ruang didepan restoran, warung, café pada jam-jam tertentu, lokasi khusus untuk pedagang kaki lima
4. Fungsi pendukung lainnya yang melengkapi elemen ruang antar bangunan seperti penerangan jalan, papan pananda, bangku, pot bunga dan lain sebagainnya.

Pada kondisi tertentu ruang antar bangunan juga berfungsi sebagai ruang ekonomi local, tempet dimana warga menggunakan trotoar, ban jalan atou taman untuk kepentingan jual beli barang maupun makanan dikenal sebagai pedagang kaki lima. Kegiatan ini sebenarnnya terjadi diseluruh Negara, baik Negara yang sudah maju maupun Negara berkembang. Secara natural orang selalu menyenangi kegiatan diluar ruangan baik sekedar untuk berjalan-jalan menghirup udara segar, berolahraga, maupun berjalan menuju kepusat pusat kegiatan lingkungan seperti tempat pendidikan, beribadah, rumah sakit, tempat berbelanja swalayan maupun pasar trasdisionnal. Sebagai pelengkap kegiatan diluar ruangan munculah pedagang kaki lima yang pada prinsipnnya mendekati kepada kegiatan warga. Sehingga pelayanan dan transaksi diantara mereka. Diperkotaan sudah ada pengolahan kegiatan seperti ini sehingga tertata rapih sesuai dengan kebutuhannya.

Sebaliknnya bila tida dikontrol kegiatan pedagang kaki lima dapat mejadi sumber masalah dilingkungan pemukiman. Dibeberpa daerah Indonesia sudah memiliki peraturan tentang pedagang kaki lima tetapi apabila tidak diawasi dengan tegas akan tejadi konflik ruang antara pedagang kaki lima dengan kebutuhan fasilitas pejalan kaki yakni trotoar, badan jalan dan jalur hijau, sehingga mengganggu kegiatan pejalan kaki secara umum.

Hakikat perencanaan tapak pada akhirnnya tidak hannya terikat pada masalah keahlian untuk mewujudakan kualitas fisik dan lingkungan semata melainkan harus mampu mendorong terciptannya ruang untuk fasilitas social antara penghuni pemukiman.

Sumber : gedungarsitek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan feed

Delapan Elemen Konstruksi Bangunan yang Perlu Anda Pahami Sebelum Membangun Rumah

Konstruksi bangunan adalah keseluruhannya, yang terdiri dari beberapa komponen penting. Atau, dengan kata lain, konstruksi bangunan adalah s...