PROSES PERANCANGAN ARSITEKTUR
Proses perancangan arsitektur disini saya akan membahas tentang proses perancangan arsitektur sesuatu itu pasti membutuhkan proses dan pasti ada prosesnnya dan setelah proses mereka meraih hasil prosesnnya sebagaimana orang lain mengatakan hasil tidak akan membohongi prosesnnya dan proses akan menunjukan hasil yang memuaskan begitupun dengan apa yang kita bicarakan itu pasti ada proses tidak langsung instan begitu dikatakan langsung jadi.Jadi ketika kita kan membangun sesuatu kita ambil saja di pembahsasan ini yaitu kita akan membangun rumah pasti didalam membangun rumah butuh proses dari mencari arsiteknnya dulu dan memerintahkan menggambar secara singkat lanjut ke pembangunan dari mulai pembersihan lahan sampai mengecet rumah dan pasti ada progres setiap hari dan mengawasi laden sam tukang takut ada yang salah dalam mengerjakannya takut tidak sesuai konsep jadi kita jadi mandor mereka.
- Dalam proses perancangan arsitektur ada beberapa tahap yang dilakukan seorang arsitek, di antaranya:
1. Menggagas Proyek
• Didorong oleh Kebutuhan
• Didorong oleh Keinginan (untuk memanfaatkan nilai lahan)
• Kadang didahului oleh studi kelayakan (kelayakan teknis, ekonomi, lingkungan)
Ilustrasi menggagas ide.
2. Melakukan Breifing Proyek
• Merupakan perintah dari pemilik proyek/pemberi tugas/klien kepada arsitek berupa:
• Gagasan yang sudah ditentukan secara lengkap dan komprehensif dalam bentuk Program Kebutuhan
• Gagasan yang belum lengkap benar dilengkapi sambil proses perancangan berjalan
• Gagasan yang belum ditentukan ditentukan sambil proses merancang mengalir
Ilustrasi suasana breifing.
3. Memprogram Kebutuhan
• Disusun oleh klien atau dengan bantuan konsultan, berisi:
1. Apa yang harus dibangun ?
2. Berapa banyak ?
3. Berapa besar?
• Persyaratan yang diinginkan, misal:
1. Kedekatan ruangan
2. Kualitas
3. Harga, dsb.
• Lebih baik dibuat secara partisipatif, melibatkan calon pengguna/pemilik
Ilustrasi suasana programming.
4. Menganalisa Program
• Menganalisa program ruang yang diminta oleh klien
• Melakukan studi banding proyek dengan fasilitas sejenis
• Menganalisa standar dari literatur dan peraturan
5. Menganalisa Tapak
• Menganalisa daya dukung lahan (land carrying capacity) untuk dibangun (iklim, cuaca)
• Menganalisa kondisi topografi lahan (kemiringan, arah aliran air permukaan, dsb.)
• Menganalisa peta permasalahan (riwayat bencana, konflik, polusi) dan potensi (pemandangan, nilai sejarah) yang dimiliki tapak
• Menganalisa bangunan dan pohon eksisting pada papak
• Menganalisa ketersediaan infrastruktur di sekitar lokasi tapak (air bersih, drainase, jaringan listrik, telepon, dsb)
• Menganalisa kondisi lalu-lintas keluar/masuk/di sekitar tapak
• Memperhatikan berlakunya peraturan bangunan setempat (kepadatan, ketinggian bangunan, aturan khusus)
• Memperhitungkan ketersediaan dan harga bahan bangunan, ketersediaan tukang di lokasi, dsb.
Gambar rencana tapak
6. Mengonsep Rancangan
• Rancangan disusun oleh arsitek melalui proses trial-error
• Rancangan biasanya dengan sketsa dan/atau maket
• Rancangan dapat merupakan perwujudan dari:
1. Solusi pragmatik atas permasalahan desain
2. Analogi dari suatu gejala alam
3. Kemiripan dengan bangunan lain yang sudah standar / mapan (preseden)
4. Pada kasus tertentu perlu melibatkan calon pengguna secara partisipatif
Gambar konsep rancangan
7. Menggambar Prancangan
• Pra-Rancangan merupakan gagasan rancangan menyeluruh, komprehensif, belum detail
• Pra-Rancangan disajikan dalam gambar proyeksi ortogonal, perspektif, dan maket
• Pra-Rancangan perlu didiskusikan dengan klien
• Pra-Rancangan dimintakan Ijin Prinsip Pembangunan kepada Pemerintah Kota/daerah setempat
• Pra-Rancangan dikoordinasikan dengan konsultan/tenaga ahli pendukung (struktur, mekanikal, elektrikal, dsb)
Gambar tampak dan denah prarancangan.
8. Menggambar Rancangan
• Rancangan dilakukan setelah ada persetujuanoleh klien
• Rancangan diperinciasecara teknis dan ekonomis yang terukur dari hasil tahap pra-rancangan/rancangan skematik
• Rancangan terkoordinasi dengan konsultan struktur, lanskap, mekanikal, elektrikal, dsb.
• Rancangan dilakukan dengan perhitungan
• Rancangan berupa gambar-gambar teknis dan terukur dibuat untuk internal konsultan
Gambar denah, tampak, dan potongan rancangan.
9. Menyusun Dokumen Konstruksi, Gambar Kerja, / DED (DETAILED ENGENEERING DRAWING)
- Digunakan untuk:
• Permohonan Ijin Mendirikan Bangunan kepada Pemerintah Kota/Daerah
• Mengadakan Pelelangan guna mendapatkan kontraktor dengan harga penawaran paling dapat diterima
• Sebagai panduan dalam pembangunan oleh kontraktor, tukang bangunan dsb.
• Produk berupa Dokumen Pelelangan pekerjaan arsitektur, interior, struktur mekanikal, elektrikal, pekerjaan lahan dll, yang terdiri atas:
• Dokumen Gambar Kerja sangat rinci
• Dokumen Spesifikasi Teknis dan Administrasi rinci
• Rencana Anggaran Biaya (RAB) rinci
Gambar dokumen konstruksi.
10. Mengawasi Lapangan Selama Kontruksi
• Mengecek kesesuaian pekerjaan kontraktor / tukang di lapangan dengan rancangan bangunan
• Melakukan koreksi rancangan untuk mengatasi persoalan yang baru ditemui di lapangan
• Para tukang dapat berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah teknis rancangan di lapangan, misalnya dalam rancangan detail
Ilustrasi pengawasan lapangan.
Suatu perancangan itu sangat penting karna suatu rancangan yang akan menguatkan dan mewujudkan yang kita rencanakan semisal kita mau merencanakan membut rumah dan arsitek merencanakannya dan merancangnnya mulai dari gambar lalu menghitung anggaran biaya lalu mengawas di lapangan jadi mandor dan jadi pelaksana di lapangan.
Sumber : gedungarsitek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar