√ PEROSES PERANCANGAN ARSITEKTURgedung arsitektur: PEROSES PERANCANGAN ARSITEKTUR

Sabtu, 03 Agustus 2019

PEROSES PERANCANGAN ARSITEKTUR

PROSES PERANCANGAN ARSITEKTUR



Proses perancangan arsitektur disini saya akan membahas tentang proses perancangan arsitektur sesuatu itu pasti membutuhkan proses dan pasti ada prosesnnya dan setelah  proses mereka meraih hasil prosesnnya sebagaimana orang lain mengatakan hasil tidak akan membohongi prosesnnya dan proses akan menunjukan hasil yang memuaskan begitupun dengan apa yang kita bicarakan itu pasti ada proses tidak langsung instan begitu dikatakan langsung jadi.

Jadi ketika kita kan membangun sesuatu kita ambil saja di pembahsasan ini yaitu kita akan membangun rumah pasti didalam membangun rumah butuh proses dari mencari arsiteknnya dulu dan memerintahkan menggambar secara singkat lanjut ke pembangunan dari mulai pembersihan lahan sampai mengecet rumah dan pasti ada progres setiap hari dan mengawasi laden sam tukang takut ada yang salah dalam mengerjakannya takut tidak sesuai konsep jadi kita jadi mandor mereka.

  • Dalam proses perancangan arsitektur ada beberapa tahap yang dilakukan seorang arsitek, di antaranya:

1. Menggagas Proyek

Didorong oleh Kebutuhan
Didorong oleh Keinginan (untuk memanfaatkan nilai lahan)
Kadang didahului oleh studi kelayakan (kelayakan teknis, ekonomi, lingkungan)

 Ilustrasi menggagas ide.

2. Melakukan Breifing Proyek

Merupakan perintah dari pemilik proyek/pemberi tugas/klien kepada arsitek berupa:
Gagasan yang sudah ditentukan secara lengkap dan komprehensif dalam bentuk Program Kebutuhan
Gagasan yang belum lengkap benar dilengkapi sambil proses perancangan berjalan
Gagasan yang belum ditentukan ditentukan sambil proses merancang mengalir

 Ilustrasi suasana breifing.

3. Memprogram Kebutuhan

Disusun oleh klien atau dengan bantuan konsultan, berisi:

1. Apa yang harus dibangun ?
2. Berapa banyak ?
3. Berapa besar?

Persyaratan yang diinginkan, misal:

1. Kedekatan ruangan
2. Kualitas
3. Harga, dsb.

Lebih baik dibuat secara partisipatif, melibatkan calon pengguna/pemilik

  Ilustrasi suasana programming.

4. Menganalisa Program

Menganalisa program ruang yang diminta oleh klien
Melakukan studi banding proyek dengan fasilitas sejenis
Menganalisa standar dari literatur dan peraturan

5. Menganalisa Tapak

Menganalisa daya dukung lahan (land carrying capacity) untuk dibangun (iklim, cuaca)
Menganalisa kondisi topografi lahan (kemiringan, arah aliran air permukaan, dsb.)
Menganalisa peta permasalahan (riwayat bencana, konflik, polusi) dan potensi (pemandangan, nilai sejarah) yang dimiliki tapak
Menganalisa bangunan dan pohon eksisting pada papak
Menganalisa ketersediaan infrastruktur di sekitar lokasi tapak (air bersih, drainase, jaringan listrik, telepon, dsb)
Menganalisa kondisi lalu-lintas keluar/masuk/di sekitar tapak
Memperhatikan berlakunya peraturan bangunan setempat (kepadatan, ketinggian bangunan, aturan khusus)
Memperhitungkan ketersediaan dan harga bahan bangunan, ketersediaan tukang di lokasi, dsb.

 Gambar rencana tapak



6. Mengonsep Rancangan

Rancangan disusun oleh arsitek melalui proses trial-error
Rancangan biasanya dengan sketsa dan/atau maket
Rancangan dapat merupakan perwujudan dari:

1. Solusi pragmatik atas permasalahan desain
2. Analogi dari suatu gejala alam
3. Kemiripan dengan bangunan lain yang sudah standar / mapan (preseden)
4. Pada kasus tertentu perlu melibatkan calon pengguna secara partisipatif

Gambar konsep rancangan




7. Menggambar Prancangan

Pra-Rancangan merupakan gagasan rancangan menyeluruh, komprehensif, belum detail
Pra-Rancangan disajikan dalam gambar proyeksi ortogonal, perspektif, dan maket
Pra-Rancangan perlu didiskusikan dengan klien
Pra-Rancangan dimintakan Ijin Prinsip Pembangunan kepada Pemerintah Kota/daerah setempat
Pra-Rancangan dikoordinasikan dengan konsultan/tenaga ahli pendukung (struktur, mekanikal, elektrikal, dsb)

  Gambar tampak dan denah prarancangan.

8. Menggambar Rancangan

Rancangan dilakukan setelah ada persetujuanoleh klien
Rancangan diperinciasecara teknis dan ekonomis yang terukur dari hasil tahap pra-rancangan/rancangan skematik
Rancangan terkoordinasi dengan konsultan struktur, lanskap, mekanikal, elektrikal, dsb.
Rancangan dilakukan dengan perhitungan
Rancangan berupa gambar-gambar teknis dan terukur dibuat untuk internal konsultan

  Gambar denah, tampak, dan potongan rancangan.

9. Menyusun Dokumen Konstruksi,  Gambar Kerja, / DED (DETAILED ENGENEERING DRAWING) 

  • Digunakan untuk:

Permohonan Ijin Mendirikan Bangunan kepada Pemerintah Kota/Daerah
Mengadakan Pelelangan guna mendapatkan kontraktor dengan harga penawaran paling dapat diterima
Sebagai panduan dalam pembangunan oleh kontraktor, tukang bangunan dsb.
Produk berupa Dokumen Pelelangan pekerjaan arsitektur, interior, struktur mekanikal, elektrikal, pekerjaan lahan dll, yang terdiri atas:
Dokumen Gambar Kerja sangat rinci
Dokumen Spesifikasi Teknis dan Administrasi rinci
Rencana Anggaran Biaya (RAB) rinci

 Gambar dokumen konstruksi.

10. Mengawasi Lapangan Selama Kontruksi

Mengecek kesesuaian pekerjaan kontraktor / tukang di lapangan dengan rancangan bangunan
Melakukan koreksi rancangan untuk mengatasi persoalan yang baru ditemui di lapangan
Para tukang dapat berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah teknis rancangan di lapangan, misalnya dalam rancangan detail


Ilustrasi pengawasan lapangan.

Suatu perancangan itu sangat penting karna suatu rancangan yang akan menguatkan dan mewujudkan yang kita rencanakan semisal kita mau merencanakan membut rumah dan arsitek merencanakannya dan merancangnnya mulai dari gambar lalu menghitung anggaran biaya lalu mengawas di lapangan jadi mandor dan jadi pelaksana di lapangan.

Sumber : gedungarsitek






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan feed

Delapan Elemen Konstruksi Bangunan yang Perlu Anda Pahami Sebelum Membangun Rumah

Konstruksi bangunan adalah keseluruhannya, yang terdiri dari beberapa komponen penting. Atau, dengan kata lain, konstruksi bangunan adalah s...