√ PRISSIP-PRINSIP KERJA DESAIN BROSURgedung arsitektur: PRISSIP-PRINSIP KERJA DESAIN BROSUR

Minggu, 06 Oktober 2019

PRISSIP-PRINSIP KERJA DESAIN BROSUR

PRISSIP-PRINSIP KERJA DESAIN BROSUR


Prinsip-Prinsip Kerja Desain Brosur disini saya akan membahas tentang prinsip-prinsip kerja desain brosur mungkin kalian tidak asing yang namannya brosur tetapi brosur ada bannyak dan bermacam-macam lo tidak hannya itu - itu aja brosur itu berupa-rupa nah kalau kegunaan brosur itu sama yaitu untuk memperomosikan suatu barang atau produk kita yang sama itu kegunaan brosur tetapi kalau brosurnnya itu bermacam-macam dan bentuknnya juga ada yang satu dan ada yang dilipat conto lipatan z lipatan w dan lipatan prancis dan masih bannyak lagi.


karna segala sesutu itu pasti ada dan mengandung yang namannya prnsip-prinsip conto aja didalam hidup kita aja kalau ga ada prinsip hidup untuk apa kita menjalani aktifitas sehari-hari begitupun dalam suatu brosur aja ada yang namannya suatu prinsip karna sesuatu pasti mengandung dan menerapkan dari prinsip-prinsip yang mereka buat supaya sesutu yang kita jalankan kalau ada suatu prinsip yang bagus dan matang mungkin apa yang kita kejar dan kita usahakan berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.

a. Keseimbangan, 

Keseimbangan, pembegian berat yang sama, baik secara visual maupun optic. Desain dikatakan seimbang apabila obyek pada bagian kiri atau kanan, bagian atas atau bawah terkesan sama berat. Desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur secara pasti, tetapi dirasakan. Ketika suatu keadaan dimana semua bagaian dalam sebuah desain tidak ada yang saling membebani. Dari itu pula terdapat dua pendekatan untuk menciptakan keseimbangan;

Baca Juga : Unsur-Unsur Pada Desain Brosur 

• Keseimbangan simetris/formal membagi sama berat sama antara kanan atau kiri, antara atas dan bawah secara simetris atau setara.

• Keseimbangan asimetris/informal penyusunan elemen desain yang tidak sama antara sisi kanan dengan kiri atau atas dengan bawah, namun tetap terasa seimbang. Hal ini dapat dibedakan dengan menggunakan bentuk atau warna yang berbeda, misalnnya pada sisi kiri menggunakan lingkaran bulat besar berwarna pastel, sedangkan disisi kanan menggunakan titik kecil  berwarna tua. Keseimbangan asimetris tampak lebih bervariatif dan dinamis.

b. Irama, 

rama,  pengulangan gerak atau penyusunan bentuk secara berulang ulang. Dalam desain, irama dapat berupa revetisi atau variasi. Repetisi merupakan elemen yang dibuat secara berualng-ulang dan konsisten. Sedangkan secara variasi,  irama adalah perulangan elemen visual disertai perubahan bentuk, ukuran, atau posisi. Bentuk irama yang konsisten, dapat kita lihat dalam motif batik parang yang dibut secara konsisten dan berulang-ulang. Sedangkan bentuk variatif, dapat kita lihat dari contoh alam seperti pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan  lain-lain.

c. Penekanan/Dominasi,

Penekanan/Dominasi, salah satu prinsip dasar tata rupa yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dominasi sendiri berasal dari kata dominance yang berarti keunggulan, penggunaan penekanan ini dapat membangun visual sebagai pusat perhatian, yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian. Sehingga mencapai nilai yang artistic. Informasi yang dianggap paling penting untuk disampaikan kepada konsumen harus ditonjolkan secara mencolok melalui elemen visual yang kuat. Terdapat beberapa cara untuk menonjolkan elemen visual dalam karya desain, yaitu sebagai berikut:

  •  Kontras pokal point dapat dicapai dengan menggunakan kontras, yaitu obyek yang dianggap penting dibuat berbeda dengan elemen yang lain. Contohnnya garis vertikal akan tampak menonjol diantarannya banyaknnya horizontal.
  •  solasi Obyek Focal point juga dapat diciptakan dengan cara memisahkan obyek dari kumpulan-kumpulan obyek yang lain. Contoh desain yang menggunakan system ini biasannya sering digunakan pada desain iklan produk.
  • Penempatan obyek di tengah akan menjadi pocal foint, elemen desain ini harus memiliki stoping power. Dalam artian, misalnnya ketika desain publikasi perlu adannya penonjolan salah satu elemen dengan tujuan untuk menarik perhatian pembaca. Tanpa stoping power yang kuat, itu akan menjadi hal yang biasa saja, berlalu, mudah dilupakan bagi para pembaca atau konsumen.


d. Kesatuan, perinsip dasar yang sangat penting. 

 Kesatuan, perinsip dasar yang sangat penting. Tidak adannya kesatuan dalam sebuah karya desain akan membuat karya tersebut terlihat tercerai-berai, dan kacau-balau. Ini pula yang yang akan mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman untuk dipandang. Prinsip ini sesungguhnnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah) maka kesatuan telah tercapai. Desain dikatakan menyatu apabila secara keseluruhan tampak harmonis, terdapat kesatuan antara tema, tipografi, ilustrasi/foto.

Jadi jangan lupa cobalah kalian terapkan sedikit demi sedikit nanti akan jadi bukit dan terapkan kepada brosur kalian prinsip-prinsip yang saya sudah tadi tuliskan dan yang dibahas diartikel ini karna apa salahnnya kita mencoba ketika gagal jangan mengeluh dan putus asa cobalah cobalah dan terus cobalah sampai kalian berhasil ketika kalian gagal denagn cara 1 cobalah dengan cara 2 dan masih gagal dengan cara 2 cobalah dengan cara 3 dan sampai menemukan titik berhasil.


Dan sekian pembahsan yang saya dapat sampaikan dikesempatan waktu yang bermanfaat ini dan semoga ada manfaatnnya hususnnya untuk pribadi saya dan umumnnya untuk siapa aja yang ingin mencobannya karna apa salahnnya kita mencoba dan terima kasih kepada yang telah berkunjung ke website/blog saya dan semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa dari saya nanti kita sambung dilain waktu.

Sumber : gedungarsitek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan feed

Definisi Warna

gedungarsitek.blogspot.com - Apa definisi dari warna? Apa kamu tahu definisi warna? Apa saya harus paham, tahu definisi warna? Kenapa deng...